Tabarruk Dengan Meminum Air Zamzam

Senin, 03 Desember 2012

Definisi Air Zamzam Zamzam adalah sumur yang diberkahi lagi terkenal berada di dalam Masjidil Haram di sebelah timur Ka’bah. Adapun asal-usul sumur ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma -dari hadits yang panjang- bahwa Ibunya Isma’il ketika merasakan dahaga, ia dan anaknya -Isma’il- mencari air. Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata: “Maka ketika berada di Marwah, ia mendengar suara yang berkata: ‘Diamlah.” (sumber suara tersebut) menginginkan dirinya (Hajar) kemudian ia ingin mendengar dengan seksama lalu ia mendengar suara itu, maka ia berkata: ‘Sesungguhnya engkau telah memperdengarkan kepadaku, adakah bantuan darimu.’ Ternyata ia adalah Malaikat [1] yang berada di tempat zamzam, maka Jibril mencari sumber air dengan tumitnya lalu dengan sayapnya hingga keluarlah air, lalu Ibu Isma’il membuat kolam, [2] ia berkata dengan tangannya begini, lalu ia mulai menggayung air untuk meminumnya, hal tersebut dilakukan dengan cepat setelah menggayung.” Ibnu ‘Abbas berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "يَرْحَمُ اللهُ أُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ، أَوْ قَالَ: لَوْ لَمْ تَغْرُفْ مِنَ الْمَاءِ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعْيْنًا." ‘Allah telah merahmati Ibu Isma’il, seandainya ia membiarkan zamzam, atau seandainya ia tidak menggayung, maka air zam-zam akan mengalir terus.” [3] Nabi bersabda: “Maka ia meminumnya lalu menyusukan bayinya.” Air zamzam masih terus keluar dan dimanfaatkan oleh penduduk Makkah hingga kabilah Jurhum [5] meremehkan kehormatan Ka’bah dan negeri Haram, lalu tempat keluarnya air zamzam tersebut menghilang, dan ada yang berpendapat bahwa kabilah Jurhum yang telah mengubur sumber air zamzam tersebut ketika mereka pergi dari Makkah, dan ada juga yang mengatakan bahwa sumber air zamzam terkubur oleh banjir dan hal ini terus berlanjut masa demi masa hingga akhirnya dibuka kembali oleh ‘Abdul Muththalib bin Hasyim, kakek Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan mengetahui berbagai tanda hingga diketahui tempatnya, yaitu ketika ia diingatkan dalam satu mimpi di saat tidurnya, lalu ia diperintahkan untuk menggalinya, maka digalilah dan terpancarlah air zamzam tersebut.” [6] Sesungguhnya sejak masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga saat ini, kaum Muslimin sangat memperhatikan zamzam. [7] Para khalifah dan para ulama serta para pemimpin kaum Muslimin sangat ingin membangun sumur zamzam, merenovasi dan memeliharanya dengan baik agar para jama’ah Haji dan para peziarah negeri Haram mendapatkan kemudahan dalam meminumnya secara leluasa. Adapun sebab air tersebut dinamakannya dengan zamzam adalah karena faktor banyak dan melimpahnya, dan zamzam menurut orang Arab adalah melimpah dan mengumpul, juga ada pendapat lain, yaitu karena Hajar, Ibu Isma’il, mengumpulkannya ketika air tersebut keluar, lalu ia membuatkan sesuatu semacam kolam, juga ada pendapat lain, yaitu karena suara airnya yang bergemuruh dan meluap-luap ketika keluar, serta beberapa pendapat lainnya. [8] Air zamzam mempunyai banyak nama yang menunjukkan pada keagungan dan keutamaannya, di antaranya adalah Maimunah, Mubarakah, 'Afiyah dan Maghdziyah. [9] Keistimewaan Air Zamzam Di antara keutamaan air zamzam dan keberkahannya adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisitimewakannya dengan kekhususan-kekhususan yang mulia, yang terpenting adalah: 1. Air zamzam merupakan air terbaik di dunia, baik ditinjau dari segi syari’at secara agama maupun kesehatan. Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْدِ اْلأَرْضِى مَاءُ زَمْزَمَ." “Sebaik-baik air yang ada di muka bumi adalah air zamzam.” [10] Dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu -pada kisah Isra’ dan Mi’raj- bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "فَنَزَلَ جِبْرِيْلُ q فَفَرَّجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءٍ زَمَزَمَ." “Maka Jibril Alaihissallam turun lalu membelah dadaku, kemudian ia mencucinya dengan air zamzam...” [11] Al-‘Aini berkata: “Hal ini menunjukkan dengan pasti akan keutamaannya, dimana pencucian dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikhususkan dengan memakai air zamzam tanpa selainnya.” [12] Oleh karena itu Sirajjudin al-Balqini [13] berkata, “Sesungguhnya air zamzam lebih baik dari air al-Kautsar dengan dasar karena dipakai untuk mencuci dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidaklah dadanya dicuci kecuali dengan air yang terbaik.” [14] Secara lahiriyah bahwa pemuliaan air zamzam dinisbatkan dengan air-air yang ada di dunia saja seperti yang dikatakan oleh beberapa ulama. Karena air al-Kautsar (salah satu sumber air di Surga-Ed) termasuk yang menyangkut hari Akhir, maka tidak dapat dibandingkan dengan salah satu bagian dari air-air di dunia. [15] Sebagaimana hadits yang memuliakannya, “Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zamzam” menunjukkan hal tersebut. Wallaahu a’lam. Hafizh al-‘Iraqi [16] menyebutkan bahwasanya hikmah dibalik pencucian dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan air zamzam adalah agar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi kuat dalam memandang Malaikat-Malaikat langit dan bumi, Surga dan Neraka, karena dari keistimewaan air zamzam bahwasanya ia dapat meneguhkan hati dan menenteramkan perasaan. [17] Dan akan lebih jelas -insya Allah- pada apa yang menunjukkan atas keutamaan air zamzam dari segi kedokteran (medis). [18] 2. Mengenyangkan peminumnya seperti makanan. Imam Muslim telah meriwayatkan tentang kisah Abu Dzarr Radhiyallahu anhu bahwasanya ketika ia mendatangi Makkah untuk masuk Islam, ia menetap disana selama 30 hari antara malam dan siang di dalam Masjidil Haram, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padanya, “Siapakah yang telah memberimu makan?” Ia (Abu Dzarr) menjawab, “Aku tidak mempunyai makanan kecuali air zamzam, lalu aku menjadi gemuk hingga berlemak, [19] perutku berlipat-lipat, aku tidak mendapatkan tanda-tanda kelaparan di atas dadaku.” [20] Maka, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ." “Sesungguhnya ia (air zamzam) diberkahi, ia (juga) merupakan makanan yang berselera.” [21] Ibnul Atsir berkata, “Sesuatu yang mengenyangkan manusia jika ia meminum airnya seperti ia kenyang dari makanan.” [22] Ibnul Qayyim berkata, “Tentang keistimewaan air zamzam, aku menyaksikan sebagian orang mengkonsumsinya beberapa hari, kira-kira hampir setengah bulan atau lebih dan ia tidak merasakan kelaparan, lalu ia mengikuti Thawaf bersama orang-orang, dikabarkan kepadaku bahwa seandainya ia tetap seperti itu hingga 40 hari lagi, ia akan mempunyai kekuatan dalam melakukan jima’ dengan isterinya, puasa dan Thawaf terus menerus.” [23] 3. Berobat dari berbagai penyakit dengan meminumnya. Berdasarkan hadits marfu’ dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma : “Sebaik-baik air di dunia ini adalah air zamzam, di dalamnya terdapat makanan yang diinginkan dan obat bagi penyakit.” [24] Abu Dzarr meriwayatkan suatu hadits dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: "زَمْزَمُ طَعَامُ طُعْمٍ وَشِفَاءُ سُقْمٍ." ‘Zamzam adalah makanan yang berselera dan obat dari berbagai penyakit.’” Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "إِنَّ الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَأَبْرِ دُوْهَا بِمَاءٍ زَمْزَمَ." “Sesungguhnya sakit demam termasuk dari panasnya Neraka Jahannam, maka dinginkanlah dengan air zamzam.” [25] Ibnul Qayyim berkata, “Sesungguhnya aku telah mencobanya, begitu pula yang lainnya, berobat dengan air zamzam (sungguh) hal yang menakjubkan, dan aku sembuh dari berbagai penyakit dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” [26] 4. Bahwasanya air zamzam adalah menurut niat peminumnya. Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "زَمْزَمُ لِمَا شُرِبَ لَهُ." “Zamzam menurut apa yang diinginkan oleh peminumnya.” [27] Dan diriwayatkan dari Mujahid [28] rahimahullah bahwasanya ia berkata, “Air zamzam menurut dari niat peminumnya, jika engkau meminumnya untuk kesembuhan, maka Allah akan menyembuhkanmu dan apabila engkau meminumnya karena kehausan, maka Allah akan memuaskanmu dan apabila engkau meminumnya karena kelaparan, maka Allah akan mengenyangkanmu, ia adalah usaha dari Jibril Alaihissallam, [29] dan pemberian (air minum) Allah kepada Isma’il Alaihissallam.” [30] Sesungguhnya ulama-ulama besar dan lainnya telah meminum air zamzam dengan maksud-maksud yang berbeda-beda seperti untuk mendapatkan ilmu yang berguna, menghafal hadits, karya yang baik, berobat dari berbagai penyakit, mengetahui suatu ke-gemaran seperti memanah, atau sebagai penangkal dahaga pada hari Kiamat kelak, serta berbagai manfaat dunia dan akhirat lain-nya. Kemudian mereka mendapatkan apa yang mereka minta sesuai dengan niat mereka -seperti yang telah dikabarkan dari sebagian mereka- [31] dan kita berharap sampainya maksud bagi siapa yang meminta apa yang ada di akhirat seperti yang memi-numnya karena haus di hari Akhirat nanti, tidak dapat dihitung keshahihan kabar-kabar yang diriwayatkan ini -secara global- (menguatkan shahihnya hadits air zamzam sesuai dengan niat peminumnya) padahal sanadnya telah shahih) [32] seperti yang telah kita lewati, apa yang menguatkan hal tersebut pada dua keistime-waan yang terakhir dari sifat air zamzam sebagai makanan dan obat penyembuh. Dan memperoleh manfaat-manfaat tersebut bagi peminumnya adalah -tanpa ragu dan bimbang- dengan taufiq Allah, pertolongan dan rahmat-Nya, hal tersebut merupakan suatu jaminan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala pada air zamzam bahwa ia memiliki keberkahan dan manfaat terutama bagi mereka yang mempunyai niat yang benar. Telah diriwayatkan dari Ibnul ‘Arabi, [33] bahwa ia berkata tentang manfaat air zamzam, “(Manfaat) ini akan ada padanya hingga akhir zaman bagi siapa yang niatnya benar, hati nuraninya lurus, tidak berdusta padanya, dan tidak pula meminumnya hanya untuk coba-coba, karena Allah bersama orang-orang yang bertawakkal dan Allah membuka aib orang-orang yang hanya coba-coba.” [34] 5. Dan di antara keistimewaan yang lain dari air zamzam adalah yang disebutkan oleh Iman az-Zarkasyi bahwasanya Allah mengistimewakannya dengan mengasinkannya agar yang menjadi pendorong dan motifatornya adalah pancaran iman. Kalaulah Allah menjadikannya tawar, maka kebutuhan sebagai manusia biasa akan mengungguli imannya dalam meminumnya. [35] Maksudnya adalah apa yang dikatakan oleh salah seorang ulama, “Rasanya tidak terasa segar dan tawar, agar meminumnya sebagai ibadah bukan kebutuhan.” [36] Sesungguhnya az-Zarkasyi juga telah menyebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengagungkan air zamzam pada musim Haji, [37] dan memperbanyak hal-hal ajaib di luar kebiasaan sumur-sumur lain dan terasa manis. Lalu ia melanjutkan, “Kita dan orang lain telah menyaksikan itu semua.” [38] Dan yang perlu diperhatikan adalah murninya air zamzam dan tidak tercampur oleh hal-hal lain di setiap saat, hal itu telah dibuktikan oleh penelitian modern. Akhir-akhir ini para peneliti melaksanakan penelitian mereka dengan mengambil zat-zat yang terkandung dalam air zamzam, maka didapatkan bahwa air tersebut tidak pernah tercampur oleh sesuatu apapun di setiap waktu yang akan mengurangi kemurnian zatnya yang langsung diambil dari sumur zamzam atau mengurangi kemaslahatannya untuk diminum, yang demikian ini dilihat dari segala bentuk ukuran yang dilakukan padanya. [39] Oleh karena itu, Pusat Kesehatan Jantung Arab Saudi melaksanakan pencucian jantung orang sakit dengan memakai air zamzam yang suci sebagai pengganti dari zat-zat klinis seperti yang diungkapkan oleh salah satu majalah, [40] inilah keistimewaan-keistimewaan penting air zamzam yang diberkahi, sesungguhnya para ulama telah menyebutkan keistimewaan dan kelebihan lain yang membutuhkan landasan dalil yang shahih. Saya menutup pembahasan ini dengan perkataan Ibnul Qayyim tentang keutamaan air zamzam dan kemuliaannya atas yang lainnya: “Air zamzam adalah air yang termulia, terbaik dan yang teragung kedudukannya, sangat dicintai oleh jiwa manusia, sangat mahal harganya dan sangat berharga bagi manusia, ia merupakan hasil usaha Malaikat Jibril Alaihissallam dan pemberian minum dari Allah untuk Isma’il.”

0 komentar:

Posting Komentar