Introspeksi Diri

Selasa, 27 November 2012

Muhasabatun-nafs atau introspeksi diri, merupakan perkara yang sangat penting. Jiwa manusia tidak akan baik kecuali jika ia mau mengintrospeksi dirinya sendiri. Barangsiapa yang mengintrospeksi dirinya pada hari ini, Insyaa Allah akan selamat pada hari esoknya. Muhasabatun-nafs dilakukan dengan cara bertanya kepada diri sendiri, merenungi, berkaca terhadap aib dan kekurangan. Di antara kunci ke­berhasilan muhasabatun-nafs adalah kejujuran dan mau mengakui kesalahan/kekurangan yang ada pada diri sendiri. Yang diharapkan dari muhasabatun-nafs adalah perubahan yang nyata, itulah tujuannya. Dari jelek menuju baik, mak­siat menuju taat, lalai menjadi ingat, ujub dan sombong menuju tawadhu. Bagaimana memulai introspeksi diri? Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata: “Hendaknya mulai dari perkara-perkara yang wajib, apabila menjumpai kekurangan maka berusahalah untuk menutupnya. Kemudian perkara-perkara yang di­larang, jika sadar bahwa dirinya pernah menger­jakan yang haram maka tambahlah dengan taubat, istighfar dan perbuatan baik yang bisa menghapus dosa. Kemudian introspeksi diri terhadap perkara yang melalaikan dari tujuan hidup ini. Jika sela­ma ini banyak lalai, maka hilangkanlah kelalaian tersebut dengan banyak berdzikir menghadap Allah Azza wa Jalla. Kemudian introspeksi diri terhadap anggota badan, ucapan yang keluar dari lisan, langkah kaki yang diayunkan, pandangan mata yang dilihat, telinga dalam hal yang didengarkan. Tanyakan­lah dalam diri, apa yang saya inginkan dengan ini, untuk siapa saya kerjakan dan bagaimana saya mengerjakannya.” [Ighatsatul Lahfan (1/165)]

0 komentar:

Posting Komentar